Jumat, 27 November 2015

Penyakit Diabetes Melitus - Diabetes Diabetes Melitus

Gula Darah Tinggi Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes Mellitus juga sering disebut sebagai The great imitator karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan dan gejala yang sangat bervariasi. Seringkali orang menganggap penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh faktor keturunan saja, padahal faktor utama penyebab diabetes justru merupakan pola hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan tinggi kalori, obesitas, rendah serat dan jarang berolahraga.


Diabetes merupakan salah satu penyakit kronik yang serius di Indonesia saat ini. Penyakit ini dapat menyerang segala lapisan umur dan sosio ekonomi, dan berbagai penelitian epidemiologis di Indonesia didapatkan prevalensi Diabetes Mellitus sebesar 1,5 – 2,3 % pada penduduk usia lebih besar dan 15 tahun. Melihat pola pertambahan penduduk saat ini, diperkirakan pada tahun 2020 nantinya akan akan di dapatkan 3,56 juta pasien Diabetes Melitus sedangkan pada tahun 2030 prevalensi penderita Diabetes Mellitus mencapai 21,3 juta orang. Oleh karena itu, antisipasi untuk mencegah dan menanggulangi timbulnya ledakan pasien DM ini harus sudah dimulai dari sekarang.

Diabetes Mellitus timbul secara perlahan-lahan dan tidak menimbulkan gejala klinis yang berarti sehingga penderita tidak menyadari akan adanya perubahan seperti rasa haus terus-menerus, sering buang air kecil, sering merasa lapar ataupun berat badan menurun. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan, sampai kemudian penderita memutuskan memeriksakan diri ke dokter dan diperiksa gula darahnya dan akhirnya divonis menderita diabetes.

TIPE DIABETES MELLITUS

Diabetes Mellitus Tipe I
Diabetes Mellitus tipe I disebut juga Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Pada diabetes jenis ini pankreas tidak dapat memproduksi insulin sama sekali. Sehingga penderita harus menerima insulin dari luar dengan cara disuntik. Itulah sebabnya mengapa diabetes jenis ini disebut diabetes tergantung insulin, karena jika penderita tidak diberikan insulin penderita bisa tiba-tiba tidak sadarkan diri atau koma diabetik. Penderita diabetes tipe ini jumlahnya sangat sedikit, di indonesia sendiri hanya sekitar 1 persen dari total penderita diabetes. Diabetes Tipe I biasanya mengenai anak dan remaja. Faktor utamanya adalah autoimmune dimana sistem kekebalan tubuh merusak sel-sel penghasil insulin di pankreas.

Diabetes Mellitus Tipe II
Diabetes Mellitus tipe II, yaitu DM yang tidak tergantung insulin (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)). Diabetes tipe ini juga disebut juga diabetes lifestyle, karena selain faktor keturunan, penyebab utamanya adalah gaya hidup tidak sehat. Diabetes tipe 2 berkembang dengan lambat dan bisa melalui proses tahunan. Penderita diabetes tipe ini tidak harus selalu memerlukan insulin suntik karena pankreas masih dapat menghasilkan insulin, tetapi insulin tidak dapat bekerja efektif karena terjadi resistensi insulin dalam tubuh sehingga kadar gula dalam darah naik.

TANDA DAN GEJALA

Gejala klasik penyakit Diabetes Mellitus dikenal dengan istilah trio P, yaitu meliputi polyuria (peningkatan berkemih), polypagia (rasa lapar berlebihan), polydipsia (rasa haus), rasa letih yang tidak jelas sebabnya, rasa gatal, peradangan kulit yang menahun, pada penderita kronis timbul gejala lain seperti penurunan berat badan, kesemutan, luka sukar sembuh dan peningkatan kadar gula darah diatas 200mg/dl.

KOMPLIKASI

Komplikasi pada DM dibagi menjadi dua, yaitu : komplikasi akut atau jangka pendek dan komplikasi kronik atau jangka panjang.

Komplikasi Akut
Hipoglikemia (penurunan kadar gula dalam darah), dehidrasi ringan, hipotensi (tekanan darah rendah) dan dehidrasi berat.

Komplikasi Akut
Vertigo, stroke, gangguan jantung, gangrene kaki diabetik (luka pada kaki akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah), dan katarak.

PENATALAKSANAAN

Diet
Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya: vitamin, mineral), mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai, memenuhi kebutuhan energi, mencegah meningkatnya kadar glukosa dalam darah.

Makanan yang dianjurkan:

Makanan dengan sumber karbohidrat kompleks seperti : nasi, roti, kentang, singkong, ubi dan sagu.
Bahan makanan yang mengandung protein rendah lemak seperti : ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan.
Bahan makanan yang mengandung lemak dengan jumlah terbatas yang diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar.
Buah-buahan seperti pepaya, apel, pisang, jeruk, belimbing dan buah naga.
Makanan yang harus dihindari:

Bahan makanan yang mengandung gula sederhana seperti : gula pasir, gula jawa, sirup, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, es krim dll.
Bahan makanan yang mengandung lemak, seperti : cake, makanan cepat saji dan gorengan.
Bahan makanan banyak mengandung natrium, seperti: ikan asin, telur asin dan makanan yang diawetkan.
Latihan
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan Diabetes Mellitus karena efeknya dapat menurunkan kadar gula darah, menurunkan lemak darah, mencegah tekanan darah tinggi dan mengurangi faktor risiko kardiovaskuler. Latihan fisik yang direkomendasikan misalnya seperti : jogging, jalan cepat, berlari, jalan lambat, bersepeda dan berenang. Latihan fisik yang dilakukan menganut prinsip F.I.T.T

Frekuensi : Olahraga dilakukan secara teratur
Intensitas : Intensitas olahraga yaitu ringan – sedang
Time : Durasi berkisar antara 30-60 menit.
Tipe : Tipe olahraga seperti endurance (aerobic) untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan bersepeda.
Obat-obatan
Obat-obatan yang dikonsumsi bertujuan untuk mengendalikan kenaikan kadar gula darah. Dalam praktisnya sehari-hari disebut juga dengan obat hipogikemik oral (OHO). Obat-obatan yang digunakan terbagi menjadi 4 golongan :

Memicu sekresi insulin (sulfonilurea dan glinid)
Meningkatkan sensitivitas insulin (Biguanid dan thiazolindion (glitazon))
Penambah alfa glukosidase/acarbose
Golongan inkretin
Indikasi Obat Hiperglikemi Oral

Diabetes sesudah umur 40 tahun
Diabetes kurang dari 5 tahun
Memerlukan insulin dengan dosis kurang dari 40 unit per hari
DM tipe 2, berat normal atau lebih
TERAPI INSULIN

Insulin yang digunakan dibedakan berdasarkan puncak dan jangka waktu efeknya

Insulin kerja singkat (short acting) misalnya actrapid dan Humulin R
Insulin kerja cepat (rapid acting) misalnya Novorapid, Humalog dan Aprida
Insulin kerja sedang (intermediate acting) misalnya Monotard, Insulatard dan Humulin
Insulin kerja panjang (long acting) misalnya Ultra lente

More Artikel - http://obatguladarah.info/

2 komentar: