Gula Darah Tinggi - Sudah pasti anda sering mendengar
penyakit diabetes menyerang orang di sekitar anda. Sebagaimana kita ketahui
bahwa diabetes atau kencing manis disebabkan oleh tubuh yang kekurangan
insulin, dan pada akhirnya kadar gula dalam darah naik. Umumnya diabetes disebabkan
oleh faktor genetik. Jadi, jika orang tua anda terkena kencing manis, besar
kemungkinan bagi anda terserang penyakit ini. Tetapi bukan hanya itu faktor
penyebabnya. Banyak masalah kesehatan lain yang memicu diabetes seperti
hipertensi, kegemukan (obesitas), kerusakan sel pankreas, tingkat kolesterol
jahat tinggi dalam tubuh, kebanyakan asupan makanan instan, malas berolahraga,
depresi, merokok, infeksi pada tubuh, obat-obatan, dll. Baca artikel
sebelumnya, tentang cara menurunkan hipertensi secara alami.
Makanan yang
harus dihindari oleh Penderita Kencing Manis (diabetes)
Bagi para penderita diabetes harus menghindari makanan atau minuman dengan kadar gula tinggi, seperti teh manis. Hal lain yang tidak boleh dilakukan adalah tidur setelah makan, karena lemak dan karbohidrat perlu dibakar dan tidak menumpuk dalam tubuh sehingga memicu diabetes. Hindari juga minuman bersoda, karena mengandung kadar gula yang tinggi. Gorengan (kudapan yang digoreng) juga perlu dihindari, karena kolesterol yang ada di dalamnya dapat memicu diabetes. Penderita diabetes juga harus mengurangi makan nasi, atau menggantinya dengan kentang. Makanan pedas, daging, dan ikan laut juga harus dijauhkan dari penderita penyakit ini.
Bagi para penderita diabetes harus menghindari makanan atau minuman dengan kadar gula tinggi, seperti teh manis. Hal lain yang tidak boleh dilakukan adalah tidur setelah makan, karena lemak dan karbohidrat perlu dibakar dan tidak menumpuk dalam tubuh sehingga memicu diabetes. Hindari juga minuman bersoda, karena mengandung kadar gula yang tinggi. Gorengan (kudapan yang digoreng) juga perlu dihindari, karena kolesterol yang ada di dalamnya dapat memicu diabetes. Penderita diabetes juga harus mengurangi makan nasi, atau menggantinya dengan kentang. Makanan pedas, daging, dan ikan laut juga harus dijauhkan dari penderita penyakit ini.
Gejala penyakit kencing manis (diabetes)
- Air kencing mengandung gula (dikerubuti semut).
- Perut mudah lapar.
- Nafas terasa sesak.
- Sulit untuk tidur dan mulut terasa mengering.
- Sering mengalami kesemutan.
- Cepat merasa lelah.
- Sering kencing pada malam hari.
- Perut mudah lapar.
- Nafas terasa sesak.
- Sulit untuk tidur dan mulut terasa mengering.
- Sering mengalami kesemutan.
- Cepat merasa lelah.
- Sering kencing pada malam hari.
Cara Mengobati
Diabetes dengan ramuan tradisional
Maksud pengobatan ini adalah menurunkan kadar glukosa penderita kencing manis, sehingga turun menjadi normal. Pengobatan ini juga bertujuan untuk mencegah kompikasi akibat penyakit kencing manis. [Baca juga: Ramuan Alami Untuk Menyembuhkan Asam Urat]
1. Menurunkan kadar gula dalam darah menggunakan Buncis
Zat yang terdapat dalam buncis dapat meningkatkan produksi insulin. Ini berarti menurunkan kadar gula darah. Jadi, perbanyak makan buncis.
2. Mengobati
diabetes secara alami dengan biji jamblang
Siapkan bahan berupa 13 biji jamblang dan 2 gelas air. Biji jamblang ditumbuk hingga halus, kemudian rebus ke dalam 2 gelas air. Biarkan hingga air tersisa 1 gelas saja. Saring ramuan tersebut, minum sebanyak 3 kali sehari.
3. Mengobati diabetes menggunakan sambiloto, brotowali dan kumis kucing
Siapkan daun sambiloto dan kumis kucing, masing-masing sebanyak 7 lembar. Sediakan juga batang brotowali sepanjang 6 cm. Cuci semua bahan, kemudian potong-potong dan rebus ke dalam 3 gelas air. Biarkan hingga air tersisa 2 gelas. Minum ramuan tradisional ini sebanyak 2 kali sehari.
4. Mengobati diabetes dengan Mengkudu
Mengkudu bermanfaat untuk memperbaiki reseptor insulin. Parut 2 buah mengkudu yang matang, kemudian peras dan disaring menggunakan kain bersih. Ramuan tradisional ini dapat anda minum supaya kadar gula darah anda normal.
Siapkan bahan berupa 13 biji jamblang dan 2 gelas air. Biji jamblang ditumbuk hingga halus, kemudian rebus ke dalam 2 gelas air. Biarkan hingga air tersisa 1 gelas saja. Saring ramuan tersebut, minum sebanyak 3 kali sehari.
3. Mengobati diabetes menggunakan sambiloto, brotowali dan kumis kucing
Siapkan daun sambiloto dan kumis kucing, masing-masing sebanyak 7 lembar. Sediakan juga batang brotowali sepanjang 6 cm. Cuci semua bahan, kemudian potong-potong dan rebus ke dalam 3 gelas air. Biarkan hingga air tersisa 2 gelas. Minum ramuan tradisional ini sebanyak 2 kali sehari.
4. Mengobati diabetes dengan Mengkudu
Mengkudu bermanfaat untuk memperbaiki reseptor insulin. Parut 2 buah mengkudu yang matang, kemudian peras dan disaring menggunakan kain bersih. Ramuan tradisional ini dapat anda minum supaya kadar gula darah anda normal.
5. Mengatasi diabetes dengan Pare
Kandungan yang terdapat di dalam pare dapat memperbaiki sel beta pankreas. Haluskan 200 gr pare menggunakan blender. Anda perlu mengkonsumsinya dalam dosis tepat, karena meminumnya secara berlebihan dapat menyebabkan diare.
6. Sering mengkonsumsi Ginseng
Selain untuk meningkatkan stamina tubuh, ginseng juga bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah.
7. Menambahkan Kayu manis ke dalam masakan
Kayu manis punya kemampuan menghambat radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Tambahkan kayu manis ke dalam masakan anda, untuk memperoleh manfaatnya.
Kandungan yang terdapat di dalam pare dapat memperbaiki sel beta pankreas. Haluskan 200 gr pare menggunakan blender. Anda perlu mengkonsumsinya dalam dosis tepat, karena meminumnya secara berlebihan dapat menyebabkan diare.
6. Sering mengkonsumsi Ginseng
Selain untuk meningkatkan stamina tubuh, ginseng juga bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah.
7. Menambahkan Kayu manis ke dalam masakan
Kayu manis punya kemampuan menghambat radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Tambahkan kayu manis ke dalam masakan anda, untuk memperoleh manfaatnya.
Langkah-langkah berikut ini dapat digunakan
untuk membuat seduhan jamu di rumah. Sebelum membuat seduhan jamu, cuci
simplisia tumbuhan obat (herbal) dengan air mengalir sampai bersih.
Segera gunakan herbal segar yang telah bersih
untuk pengobatan. Jika bahannya besar atau tebal, sebaiknya potong-potong tipis
agar saat perebusan zat-zat yang terkandung didalamnya mudah keluar dan meresap
dalam air rebusan. Untuk herbal yang disimpan, keringkan lebih dahulu setelah
dicuci agar tahan lama dan mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur. Bahan
kering (simplisia) juga lebih mudah dihaluskan untuk dijadikan serbuk (bubuk).
Pengeringan dapat langsung di bawah sinar matahari atau memakai pelindung.
Dapat juga diangin-anginkan, tergantung dari ketebalan atau kandungan airnya.
Kemudian seduh langsung bahan yang telah
dijadikan bubuk (serbuk) dengan air panas atau mendidih. Untuk bahan yang keras
dan sukar diekstrak, sebaiknya hancurkan dan rebus terlebih dahulu sekitar 10
menit sebelum memasukkan bahan lain.
Gunakan air tawar bersih dan tidak mengandung
zat kimia berbahaya untuk merebus. Pastikan jumlahnya cukup sehingga seluruh
bahan berkhasiat obat terendam sekitar 3 cm.
Untuk merebus bahan berkhasiat obat, gunakan
wadah yang terbuat dari periuk tanah (keramik), panci enamel, atau panci
beling. Jangan menggunakan wadah dari logam, seperti besi, aluminium, dan
kuningan. Logam mengandung zat iron trichloride dan potassium ferrycianide. Zat
tersebut menimbulkan endapan pada air dalam mengobati penyakit. Selama
perebusan, jangan terlalu sering membuka tutup wadah agar kandungan minyak
atsirinya tidak mudah hilang.
Gunakan api sesuai dengan jenis herbal
yang direbus.
Api kecil : Gunakan untuk merebus herbal yang berkhasiat sebagai tonikum, seperti ginseng dan jamur ling zhi agar kandungan aktifnya terserap kedalam air rebusan (rebus sekitar 2 jam).
Api kecil : dengan waktu perebusan yang lama juga digunakan untuk jamu dan herbal yang mengandung toksin, seperti mahkota dewa agar kandungan toksinnya berkurang.
Api besar : Gunakan untuk merebus herbal atau simplisia yang berkhasiat diaforetik (mengeluarkan keringat) dan mengandung banyak minyak atsiri, seperti daun mint, cengkih dan kayu manis. Setelah mendidih, masukkan bahan dan rebus sebentar. Dengan cara ini, kandungan atsirinya tidak banyak hilang karena proses penguapan yang berlebihan.
Api kecil : Gunakan untuk merebus herbal yang berkhasiat sebagai tonikum, seperti ginseng dan jamur ling zhi agar kandungan aktifnya terserap kedalam air rebusan (rebus sekitar 2 jam).
Api kecil : dengan waktu perebusan yang lama juga digunakan untuk jamu dan herbal yang mengandung toksin, seperti mahkota dewa agar kandungan toksinnya berkurang.
Api besar : Gunakan untuk merebus herbal atau simplisia yang berkhasiat diaforetik (mengeluarkan keringat) dan mengandung banyak minyak atsiri, seperti daun mint, cengkih dan kayu manis. Setelah mendidih, masukkan bahan dan rebus sebentar. Dengan cara ini, kandungan atsirinya tidak banyak hilang karena proses penguapan yang berlebihan.
Jika tidak ada ketentuan lain, perebusan
dianggap selesai saat air rebusan tersisa setengah dari jumlah air semula,
misalnya 800 cc menjadi 400 cc. Jika bahan yang direbus kebanyakan berupa bahan
keras, seperti biji atau batang maka air rebusan disisakan sepertiganya,
misalnya 600 cc menjadi 200 cc.
Jika mengandung bahan kering, umumnya dosis
(takaran) setengah dari jumlah bahan segar. Misalnya, pemakaian daun sendok
segar pemakaiannya 90 gram dan jika kering 15 gram.
Pastikan dosis tumbuhan obat sesuai dengan
yang dianjurkan. Umumnya, 1 resep tumbuhan obat dibagi untuk 2 kali minum
sehari. Sisa ampas rebusan pertama dapat direbus sekali lagi untuk 1 kali minum
pada sore atau malam hari.
Minum rebusan sari tumbuhan obat dalam keadaan
hangat dan setelahnya pakai baju tebal atau selimut. Namun, untuk jenis herbal
tertentu, seperti rebusan biji pinang harus diminum dingin untuk menghindari
kotraksi dengan lambung yang mengakibatkan mual, muntah, dan kram perut.
Umumnya, rebusan herbal diminum sebelum makan
agar mudah terserap. Namun, untuk ramuan obat yang dapat merangsang lambung,
minum setelah makan. Minum ramuan obat yang berkhasiat sebagai penguat
(tonikum) pada waktu pagi hari sewaktu perut kosong. Untuk ramuan yang
berkhasiat sebagai penenang, misalnya untuk insomnia, minum menjelang tidur.
Lakukan pengobatan secara teratur. Yang perlu
diingat, pengobatan herbal membutuhkan kesabaran karena tidak langsung terasa
manfaatnya, tetapi bersifat konstruktirf (memperbaiki/membangun). Efek obat
kimiawi memang terasa cepat, tetapi bersifat desktruktif. Karena sifatnya itu,
herbal tidak dianjurkan sebagai pengobatan utama penyakit-penyakit infeksi yang
bersifat akut (medadak), seperti demam berdarah, muntaber, dan lainnya yang
harus segera mendapat pertolongan medis. Tanaman obat lebih diutamakan untuk
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit yang bersifat kronis (menahun).
Pengobatan herbal dapat dikombinasikan dengan
obat kimiawi, terutama untuk penyakit kronis yang susah disembuhkan, seperti
kanker agar diperoleh hasil pengobatan yang lebih efektif. Aturan minum obat
herbal sekitar 2 jam setelah pemakaian obat kimiawi.
Sumber : http://obatguladarah.info/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar